Sambil berjalan aku bergumam dalam hati, Hmmm... Merdeka. Apa iya merdeka? Iya sih kan sudah tidak di jajah. Tapi kok masih banyak rakyat yang frustasi, bunuh diri, belum merdeka dari ancaman para penjahat yang semakin sadis di mana-mana, belum merdeka dari bom "hijau" yang justru datang dari dapur kita???
Ah, lebih baik aku mengintip pesta kemerdekaan yang sebenarnya dimana mereka juga merayakannya hari ini bahkan satu bulan ini!. Dimanakah itu? Tak lain dan Tak bukan adalah dari "DUNIA LAIN" tentunya. Mereka tengah tafakur, bersyukur karena janji kemerdekaan 1 bulan ini benar-benar terpenuhi oleh sang pemilik janji. Para Penghuni kubur, yang ada di dunia lain kini sedang bersuka cita karena betul-betul merayakan kemerdekaannya. Allah betul-betul menjamin kemerdekaan. Tidak ada siksa kubur atau sejenisnya bagi kaum yang berdosa bahkan ada perjamuan khusus di 1 bulan Ramadhan yang penuh maghfiraoh ini.Itu kenapa dalam Al Qur'an, Allah menanyakan berkali-kali kepada manusia "Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" .
Kenyataan yang sangat ironis dengan Dunia yang aku singgahi.
Sesampai rumah aku ingin membuka surat ke - 55, surat cinta Allah pada hambaNya, itulah Surah "Arrahman" (Yang Maha Pengasih). Surah ke-55 dari Al Qur'an+Terjemahan yang aku baca semakin membuatku kagum akan cara Allah menunjukkan kebesaran, kelembutan dan pelajaran administrasi, Lingkungan Hidup, Hukum (Tata cara Peradilan)dengan penuh kasih pada hambaNya. Di surat inilah Allah memberi penjelasan dan pertanyaan yang dimulai dari Ayat ke 13 dan diulang sampai 31 kali. Setiap penjelasan, Allah menanyakan "Fabi ayyi aalaaaa irobbikuma tukadzdzibaan...???" ("Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?").
Dalam ayat 51 disebutkan "Dan segala sesuatu yang kecil maupun yang besar semuanya tertulis". Administrasi yang sempurna, juga bukti dari fakta yang tak bisa dimanipulasi oleh pengacara sekalipun. Pertanyaan yang dimulai dari ayat ke 13 sebanyak 31 kali. Woww... perpaduan angka berbalik yang indah sekali. Aku rasa ini bukan kebetulan tapi Allah punya jiwa seni yang cukup tinggi pula.
"Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Jika aku mendengar lantunan ayat ini, sedihku serasa sirna, kesombonganku terasa luruh..! semuanya berganti rasa syukur tak terkira. Bagaimana dengan anda Kawan...???
Sedikit I'tiraf dari Abu Nawas:
Namun aku juga tak kuat di Neraka-Mu
Allah memang Maha sempurna, semoga Allah Maha Pengasih menerima amal ibadah puasa kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Semoga kita tidak hanya berkawan di dunia tapi menjadi tetangga di syurga. Amin...
iya ya ko aku pikir2 sepertinya eman begitu.. blum seutuhnya Merdeka... tapi aku yo bangga tetep jadi bagian bangsa ini hhe... smoga bisa lebih baik lagi MERDEKA!!!!
BalasHapusuntuk MERDEKA yg satunya.. iya ya.. bulan depan kita MERDEKA hhaa....
@Ferdinand: Harus bangga sob, biar bagaimanapun ini milik kita, tanah tumpah darah.
BalasHapusLololo...merdeka maksudnya uda ga puasa gitu ta...?? hehe...
terima kasih untuk diingatkan....
BalasHapusallah maha segala'nya...
numpang liwat sekalian mampir....nich kunjungan q yang pertama.......salam knl sobat
BalasHapuswaduuh, ak mgeri deh kl bc yg beginian...yah ak cm bs melakukan yg terbaik dlm ibadah thn ini jauh lbh baik dr thn kemaren. Amin...
BalasHapusSiapa cintamu yo..
BalasHapusBtw yo wislah jika belum keluar cari yg lain ae yo
Setiap kali membaca Fabi ayyi aalaaaa irobbikuma tukadzdzibaan, selalu berhenti memikirkan ternyata dalam kehidupan ini terlalu banyak kenikmatan yang kurang ane syukuri.
BalasHapusPripun kabar Lamongan? atau Sanur? semoga selalu dalam kenikmatan ridha Allah
Dia Yang Maha Penyayang,Dia akan selalu menyanyagi umatnya walaupun umatnya tidak pernah mesyukurinya, Dia akan tetap menyayaginya sampai batas waktu yang telah ditetapkanNYA.
BalasHapusmakasih dengan artikelnya, juga i'tiraf abunawas yang cocok bagi kita sebagai umat islam umumnya :)
BalasHapusmeski kecewa
BalasHapusaku tetap bangga menjaDI bagian dari INDONESIA
merdeka...!
Semakin mempertegas dugaan saya, bahwa Mba Muza merupakan ustadza berbakat...
BalasHapusMengkolaborasikan semangat nasionalisme dan religiusitas dalam bingkai kemerdekaan republik Indonesia...
Jayalah negeriku....
aku dapat ilmu di sini, terima kasih sobat
BalasHapussalam kenal sob
BalasHapusMERDEKA!!! MERDEKA!!!
terkadang manusia lupa bersyukur atas nikmat Tuhannya,
BalasHapussemoga kemerdekaan indonesia bisa selalu di isi dengan hal positif
Nggak apa2 lah yang penting sudah tak ada perang diantara kita, MERDEKA!!!!
BalasHapusistiqlal ini semoga menjadi berkah :)
BalasHapusperenungannya sangat mencerahkan. Thanks!
BalasHapusMerdeka dgn mendapat gelar 'muttaqin' di Ramadhan ini jauh lebih substantif.
Salam ukhuwah :)
@All: tengkyu da sharing
BalasHapus@bUNTU: bUKAN USTAZDAH, cuma wanita bisa yang masih perlu banyak belajar dari kawan semua
@Tomo: Sudah tahu kan...?
sbenarnya kita harus bersyukur, meskipun negara kita ini skarang kenyataannya sperti ini, Tuhan tidak semata" memberikan cobaan kepada umatnya jika dia tidak bisa menanganinya... makasi renungannya mbak :)
BalasHapus