Halaman

Jumat, 24 September 2010

Meniti Jalan Surgawi

AKU BERJALAN MELEWATI LEMBAH, GUNUNG, JALANAN BERDURI
AKU BERHENTI DI TEPI SUNGAI
TUK SESEKALI BERCERMIN MELIHAT PORTRAIT DIRI
AKU HANYALAH DEBU DI TEPI JALAN
YANG SEDANG MENANTI ULURAN TANGAN TUHAN.....

AKU BERENDAM DI BENINGNYA SUNGAI
BERHARAP LELAHKU LURUH BERSAMA AIR MATA
BIAR DAHAGAKU SIRNA SEKETIKA
DAN GAIRAH AROMA SYURGA KEMBALI MERASUKI JIWA....

AKU TAK PEDULI TAPAK KAKIKU TELAH TERLUKA
BERDARAH DAN BERNANAH...
SEMUA TAK BERARTI JIKA ILLAHI MENUNJUKKAN KEINDAHAN YANG ABADI
KEINDAHAN DALAM GHIRAH NIKMAT SURGAWI.....

Illahi......., Alam semesta tak pernah sepi, Selalu dzikir dan memuji
pagi, siang dan dini hari....mengagungkan Asma Illahi
[Continue reading...]

Senin, 20 September 2010

BONEK dikejar BONEX

BONEK = Bondo nekat buat cari jalan keluar
BONEX = Bondo nekat buat .......

Mengenang saat masih bersama teman kesana kemari....
Sore itu aku bersama teman-temanku kembali ke Surabaya setelah silaturrahim ke rumah teman di Kota Baru Gresik. Sesampai di Jl. RA Kartini seluruh penumpang angkot menuju Terminal Osowilangon disuruh turun karena semua angkutan umum tidak ada yang berani melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Ada apa ini??? Oala.... ternyata ada kabar bahwa Persebaya kalah telak melawan Tuan rumah Petrokimia Putra yang sedang berlaga di Stadion Petrokimia, Gresik. Semua toko ditutup, angkutan umum putar balik ke jalur Lamongan atau menjauh saja, dan praktis Gresik seperti kota mati yang mencekam. Semua orang takut kalau para Bonex akan ngamuk!

Karena besok ada ujian Akhir Semester maka kami nekat saja melanjutkan perjalanan. Kami mencari kendaraan apapun yang melintas, namun nihil, yang terlihat hanya beberapa becak yang berjajar di tepi jalan. Belum lagi kami mencari solusi yang lain tiba-tiba "Bruakkkk....!!!" terdengar suara barang yang roboh dan bersamaan dengan itu muncul ratusan bahkan mungkin ribuan orang dengan tampang mengerikan berbaris dan berlari kencang seperti pasukan di film "The Mummy" berlari menuju ke arah kami seperti hendak menjarah.

Jantung ini seakan mau lepas, kaget bukan kepalang. Kami berlarian kencang bingung juga mau kemana. Akhirnya kami sepakat naik becak saja yang ada di tepi jalan. Bapak tukang becak sempat bingung. kami ditanya "Mau kemana Ning..?" aku jawab saja "Kemana saja Pak, putar-putar kota saja yang penting selamat dari kejaran para Bonex". Ternyata Pak Becak belum menyadari bahwa dari arah barat ribuan manusia berlarian bak gelombang. Begitu beliau menoleh, langsung becaknya dilarikan kencang karena beliau takut juga melihat pemandangan yang mengerikan. Akhirnya kami putar-putar kota Gresik sambil menunggu suasana reda dimana sekiranya para Bonex sudah pada pulang dan kota kembali aman juga kendaraan sudah mulai berdatangan. Huhhhhhhh..... napasku rasanya kembali lega....

Sebenarnya aku tidak pernah takut dengan Bonex karena selama di Surabaya mungkin yang kulihat bonex yang baik-baik. Kebetulan aku tinggal di daerah Dharmawangsa, dekat Kampus UNAIR yang sering dilewati konvoi para Bonex. Tapi kami tidak takut justru senang karena seperti melihat karnaval saja, begitu tertib dan biasanya ada atraksi yang menghibur di sepanjang jalan. Tapi ya ini portrait Bonex yang lain, yang begitu anarkhis dan mengecewakan.
[Continue reading...]

Senin, 13 September 2010

Takbiran ala anak PUNK

Saat malam tabir, menjelang jam 9 malam aku terpaksa ke Lamongan Plaza yang kira-kira 10 menit dari rumah karna ada sesuatu yang harus aku beli. Aku melewati rombongan takbir keliling yang hilir mudik di depan rumah, sedang di jalan raya beberapa mobil, truk terbuka melintas padat merayap mengangkut para pemuda pemudi yang ikut meramaikan takbir keliling dari berbagai penjuru kota.Sesampai di tikungan kantor kabupaten aku kaget, tak kusangka ada rombongan takbir yang aneh banget. Aneh karena dandanan yang "punk abis" melantunkan gema takbir, ada pula pemuda setingkat SMP-SMU dengan dandanan tshirt serba hitam berjajar rapi di depan motor masing-masing juga melantunkan gema takbir. Ah, ini model apaan pikirku. 

Sesampai di alun-alun aku bertemu rombongan vespa community yang takbir bareng di jalan. Seneng sih lihat vespa unik tapi juga ngeri karena ada satu vespa yang bikin macet masalahnya vespa tersebut hanya berupa rangka dan tempat bensinnya dari botol aqua yang dipegang tangan. Sementara petasan dimana-mana, wow..! Gak kebayang kalo tiba-tiba meledak kayak bom!! itulah kenapa tidak ada pengendara yang berani melintas vespa yang mengerikan. Untungnya pak polisi datang mengamankan.

Jam 10 aku pulang melewati jalur yang sama tapi suasana sudah berubah total. Jalan sudah sepi tapi di seputar kantor kabupaten sudah jadi arena balap motor yang ternyata anggotanya komunitas anak punk dan anak SMP-SMU yang takbiran sore tadi. Weleh weleh....aku harus melewati arena tersebut dengan jantung dag dig dug. ah,Ada-ada saja nih acaranya...
[Continue reading...]

Selasa, 07 September 2010

Unjung-Unjung Yuk.... (berkunjung + berlebaran)

Jika hati sejernih air
jangan biarkan ia keruh,
Jika hati seputih awan
jangan biarkan ia mendung,
Jika hati seindah rembulan
hiasi ia dengan iman....


Taqobalallohu Minna Wa Minkum
Shiyamana wa Shiyamakum..

Salam,
Muza Elbanaf
[Continue reading...]

Sabtu, 04 September 2010

PESONA Sinar DHUHA

1. Demi waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah).

2. Dan demi malam apabila telah sunyi.

3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.

4. Dan sungguh, yang kemudian itu lebih bagimu daripada yang permulaan

5. dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu).

7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk.

8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.




9. Maka terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.

10. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya).


11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).




11 ayat dari surat Ad-Dhuha rasanya sering kita lantunkan manakala kita sholat dhuha pada rokaat ke dua. Dan rasanya setiap kali membaca surat ini, aku tidak merasa sendiri karena Allah Syah Robbul Jalil senantiasa menemani hamba-Nya dalam suka dan duka, juga tak pernah ingkar dari segala yang difirmankan-Nya.



Surat tersebut diturunkan manakala Rasulullah SAW sedang sedih, gundah gulana dan dihina habis-habisan oleh kaum musyrikin karena Allah agak lama tidak menurunkan firman-Nya. Mereka mengira Rasulullah telah ditinggalkan Tuhannya. Allah Maha Tahu kebingungan hambaNya dan ditegaskan bahwa Allah selalu ada pada ayat 3-8. Tetapi Allah juga mengingatkan bahwa tidak boleh semena-mena pada ayat 8-11. Allah selalu menyeimbangkan antara HAK dan KEWAJIBAN. Tetap rendah hati, Nama boleh di langit tapi hati tetap membumi...



Janji Allah bak Pesona sinar dhuha yang selalu datang tiap pagi dan tak pernah ingkar janji. Datang dengan senyuman yang menghangatkan yang mengingatkan aku kala perjalanan pagi antara Lamongan - Gresik. Menjelang jam 6 pagi kita bisa menikmati indahnya matahari terbit yang terlihat dari pelabuhan ujung pangkah (pantura). SUBHANALLOH....indah sekali karena kita bisa mengikuti detik tiap detik matahari terbit sampai membentuk lingkaran penuh. Sampai saat ini pemandangan ini terus ada karena hamparan tambak udang dan Bandeng masih terbuka. Semoga ini tetap bisa dinikmati dalam jangka lama tidak terganti oleh gedung-gedung dan gudang-gudang yang kini sudah mulai bertebaran di mana-mana.



[Continue reading...]