Halaman

Sabtu, 28 Agustus 2010

2 in 1 ( Indahnya Kebersamaan )

Di tengah kehidupan religi, tentunya banyak sekali Musholla di sekitar kita, hampir tiap gang kampung ada mushollahnya bahkan di kampungku saja satu gang ada 2 musholla berseberangan pula letaknya, dan itu pemandangan yang sudah biasa. Tapi sangat sedikit bahkan jarang ada musholla yang dipakai 2 organisasi keagamaan yang berbeda. Kita tahu di Indonesia ada 2 organisasi keagamaan terbesar aku sebut saja kelompok "A" dan "B". Kebanyakan mereka punya mushalla bahkan masjid sendiri. Nah ini sangat berbeda dengan Musholla depan rumahku karena ini ”mungkin” satu-satunya musholla yang terdiri dari 2 organisasi yang berbeda namun bersama sama dalam syiar agama dengan penuh toleran, seperti ini nich..
  • Tetap sholat berjama’ah baik imam dari "A" maupun "B" karena mereka sudah memahami.
  • Jika sholat subuh dan kebetulan imamnya orang "B", maka ada jeda waktu untuk do’a qunut bagi kaum "A" meski sang imam tidak melakukan.
  • Setelah azdan ada pujian tapi hanya beberapa menit saja, karena di "B" tidak ada pujian
  • Khusus sholat tarawih diambil yang terbanyak yakni 20 rokaat + 3 rokaat witir. Bagi yang "B" biasanya setelah 8 rokaat mereka berhenti sampai do’a dan tetap mengikuti ceramah setelah tarawih secara bersama. Baru ikut witir jika ingin mengikuti karena witir dianggap juga penutup sholat malam maka ada juga yang dilakukan di rumah selepas sholat malam entah Tahajud ataupun yang lain.
  • Tadarus bersama, megengan, maleman juga bersama-sama di mushollah dengan i’tikad mempererat ukhuwah.
  • Saat Takbiran di malam lebaran pun bersama, meski yang dilafalkan jumlahnya sedikit berbeda.
  • Bila ada acara pengajian entah khotmil Qur’an, Mauludan dan perayaan hari besar keagamaan atau yang lain, maka semuanya menyumbang entah dana maupun tenaga (masak bersama)
  • dan bersama-sama mengumpulkan dana buat kemakmuran dan kebutuhan pembangunan Mushalla ( ini Ta'mir Musholla, bukan Ta'mir Masjid)
Kami menyadari bahwa khilafiyah tidak akan pernah ada habisnya, karena masing-masing punya dasar dalam penentuan pilihan meski satu tujuan. Betapa Indahnya kebersamaan jika dua jiwa yang berbeda bisa bersatu dalam nuansa cinta Robbani dengan penuh kesadaran dan toleran, inilah 2 in 1 yang aku maksud.

[Continue reading...]

Kamis, 19 Agustus 2010

PULAU BISU - KEBUN BISU - TOPO BISU

Sama-sama “bisu” tapi berada di 3 kota yang berbeda. Ta’aruf yuk…..


PULAU BISU

Pulau ini terletak di daerah Probolinggo, tepatnya di tengah-tengah Laut Tanjung Tembaga. Untuk mencapai pulau yang dihuni hanya beberapa desa ini harus melalui kapal kecil semacam fery atau perahu kecil. Transportasi kapal ini hanya ada pagi dan sore hari saja (2 x sehari). Setelah keliling Probolinggo ke wisata Pantai Bentar dan pemandian air panas Tiris, aku dan temanku yang asli Probolinggo mau sekalian berkunjung ke Pulau Bisu, namun karena jam 3 sore akhirnya batal mengingat kapal yang mau berangkat baru balik ke pelabuhan besok pagi. Weleh weleh… bisa-bisa terdampar di Pulau Bisu, seperti film petualangan Indiana Jones saja. Ngeri ah..!!


KEBUN BISU

Kebun Bisu adalah sebuah Taman Bermain anak-anak yang cukup asri dan rindang dilengkapi patung dan mainan berbagai jenis binatang. Letaknya di kawasan Sidoarjo tepatnya di depan Bandara Juanda lama. Saya dulu juga senang main kesini rame-rame sewaktu masih tinggal di dekat Juanda. Dinamakan kebun bisu karena binatangnya gak ada yang bisa ngomong alias bisu. La iyalah namanya juga patung…


TOPO BISU

Nah… kalau yang satu ini mungkin sobat sudah banyak yang tahu ya. Saya pernah mengikuti acara ritual Topo Bisu yang dilakukan oleh Keraton Jogjakarta saat acara Ngumbah Keris, setiap malam1 Syuro. Dimulai jam 12 Malam tepat, diawali prosesi pembacaan do’a berupa moco pat (do’a dalam bentuk syair bahasa jawa yang dilagukan) setelah itu ritual topo bisu mengitari benteng keraton sambil membawa Gunungan (sesaji berbentuk gunung) diusung keliling benteng keraton bersama seluruh kerabat keraton, abdi dalem dan juga warga sekitar bahkan ada yang dari luar kota. Selama keliling menyalakan obor, memukul alat-alat gamelan tanpa bicara sepatahpun alias “membisu”. Sepanjang perjalanan keliling, satu orang bertugas membawa bunga melati dan uang koin yang untuk ditebarkan sepanjang perjalanan. Uang koin diyakini oleh kebanyakan warga sebagai bentuk rizki/kesuksesan usaha dan bunga melati sebagi kedudukan atau derajat, sehingga banyak sekali warga yang berebut mendapatkan uang dan bunga tersebut.

Sangatlah mudah mendapatkan koin dan bunga karena semula posisiku di sebelah barisan kerabat keraton tepat di belakang pembawa koin dan buaga, tapi aku hanya ambil 1 koin dan 1 bunga saja sebagai bukti bahwa aku mengikuti prosesi itu. Eh ternyata banyak temanku yang kecewa merasa kesulitan mendapatkan koin dan bunga karena berada di barisan belakang. Oalah....Andai aku tahu pasti tadi aku ambilkan kawan...

Mendekati puncak kirab warga semakin berdesakan dan akhirnya aku pindah ke depan barisan biar lebih aman bersama para reporter dalam dan luar negeri yang meliput acara ini. Puncak kirab di alun-alun Keraton, gunungan dibagikan dan air di percikkan ke warga. Aku juga dapat air, tapi aku rasa lebih seperti dibasuh daripada dipercikkan, habis buanyak bangetts…!!


Risalah :

Inti dari ritual ”TOPO BISU” ini adalah berusaha menahan diri, meski membisu tetapi tetap berkarya dan berdoa (menabuh gamelan sambil berdoa) dan Bersedekah (menebar koin) juga Memberikan kebaikan (menabur bunga).

Diam itu emas karena diikuti keikhlasan hati. Karena kadangkala diam tidak bernilai emas jika mendiamkan kemungkaran atau karena kedengkian/kebencian.

Jika kita menabur kebaikan di jalan Tuhan, insya Allah akan menuai kebaikan pula dan Tuhan akan mengganti dengan melipatgandakan jumlahnya.

Ah, kalau diingat-ingat filsafah ini juga seperti saat bulan Puasa ini. Meski Puasa tetap semangat berkarya, ibadah dan sedekah.

[Continue reading...]

Senin, 16 Agustus 2010

Surat Cinta ke - 55

Semalam aku pulang Taraweh dari Masjid Besar agak larut sekitar jam 9 karena ada ceramah khusus, selain pencerahan seperti biasa sekaligus peringatan Kemerdekaan RI ke 65 Th. Dalam perjalanan menuju rumah, Pos Kamling di perempatan sudah penuh Bapak-Bapak yang hendak Tasyakuran peringatan Kemerdekaan RI ke 65 Th juga.
Sambil berjalan aku bergumam dalam hati, Hmmm... Merdeka. Apa iya merdeka? Iya sih kan sudah tidak di jajah. Tapi kok masih banyak rakyat yang frustasi, bunuh diri, belum merdeka dari ancaman para penjahat yang semakin sadis di mana-mana, belum merdeka dari bom "hijau" yang justru datang dari dapur kita???

Ah, lebih baik aku mengintip pesta kemerdekaan yang sebenarnya dimana mereka juga merayakannya hari ini bahkan satu bulan ini!. Dimanakah itu? Tak lain dan Tak bukan adalah dari "DUNIA LAIN" tentunya. Mereka tengah tafakur, bersyukur karena janji kemerdekaan 1 bulan ini benar-benar terpenuhi oleh sang pemilik janji. Para Penghuni kubur, yang ada di dunia lain kini sedang bersuka cita karena betul-betul merayakan kemerdekaannya. Allah betul-betul menjamin kemerdekaan. Tidak ada siksa kubur atau sejenisnya bagi kaum yang berdosa bahkan ada perjamuan khusus di 1 bulan Ramadhan yang penuh maghfiraoh ini.Itu kenapa dalam Al Qur'an, Allah menanyakan berkali-kali kepada manusia "Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" .

Kenyataan yang sangat ironis dengan Dunia yang aku singgahi.

Sesampai rumah aku ingin membuka surat ke - 55, surat cinta Allah pada hambaNya, itulah Surah "Arrahman" (Yang Maha Pengasih). Surah ke-55 dari Al Qur'an+Terjemahan yang aku baca semakin membuatku kagum akan cara Allah menunjukkan kebesaran, kelembutan dan pelajaran administrasi, Lingkungan Hidup, Hukum (Tata cara Peradilan)dengan penuh kasih pada hambaNya. Di surat inilah Allah memberi penjelasan dan pertanyaan yang dimulai dari Ayat ke 13 dan diulang sampai 31 kali. Setiap penjelasan, Allah menanyakan "Fabi ayyi aalaaaa irobbikuma tukadzdzibaan...???" ("Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?").

Dalam ayat 51 disebutkan "Dan segala sesuatu yang kecil maupun yang besar semuanya tertulis". Administrasi yang sempurna, juga bukti dari fakta yang tak bisa dimanipulasi oleh pengacara sekalipun. Pertanyaan yang dimulai dari ayat ke 13 sebanyak 31 kali. Woww... perpaduan angka berbalik yang indah sekali. Aku rasa ini bukan kebetulan tapi Allah punya jiwa seni yang cukup tinggi pula.

"Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Jika aku mendengar lantunan ayat ini, sedihku serasa sirna, kesombonganku terasa luruh..! semuanya berganti rasa syukur tak terkira. Bagaimana dengan anda Kawan...???

Sedikit I'tiraf dari Abu Nawas:

Duhai Allah aku tak layak di syurgaMu,
Namun aku juga tak kuat di Neraka-Mu

Dosa-dosaku tak terhitung bagai debu...
Ya Illahi ampunkanlah semua dosaku...

Allah memang Maha sempurna, semoga Allah Maha Pengasih menerima amal ibadah puasa kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Semoga kita tidak hanya berkawan di dunia tapi menjadi tetangga di syurga. Amin...
[Continue reading...]

Sabtu, 14 Agustus 2010

RisalaH CintA


Jika mata tak menyerupai matahari

Betapa mungkin kita mampu menangkap cahaya,

Jika kekuatan Illahi tak ada dalam diri kita

Betapa mungkin Tuhan mempesona kita...??

(By: El Jalaludin Rumi)




Itu adalah sedikit cuplikan karya Risalah Cinta dari seorang Penyair sufi El Jalaludin Rumi (mengingatkan nama Putra Juragan Ahmad Dhani - Dewa 19).

Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriyah atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Namun akhirnya tinggal dan menjadi penyair terbesar di Persia.


Aku beri nama Risalah Cinta karena syair-syair beliau lebih kepada Mahabbah, Pemujaan kepada Allah SWT.

El Jalaludin Rumi adalah seorang penyair sufi terbesar di Persia yang benar-benar mendalami makna kehadiran Allah dalam setiap detak jantungnya. Itu kenapa beliau sampai mampu menciptakan tarian yang sangat populer yaitu tarian “Wirling Darwis”, dimana penari berputar tanpa henti sambil berdzikir. Mungkin Hanya orang-orang yang memiliki konsentrasi & keindahan pencapaian mahabbah tertinggi kepada Allah (ma’rifat) yang mampu melakukan tarian ini karena harus mengikuti irama musik juga irama hati secara bersama.


Selain El Jalaludin Rumi, masih banyak lagi sastrawan yang memiliki karya seni /tulisan-tulisannya sangat bernilai dan menyentuh hati. Ada Rabi’ah Al Adhawiyah (Tokoh sufi wanita), Kahlil Gibran, Buya Hamka, Bang Taufik Isma’il, KH. Mustofa Bisri (Rembang), KH. D. Zawawi Imron (Madura), Emha Ainun Najib (Cak Nun), Kang Danarto, Bunda Neno Warisman dan juga Alm. Gus Dur.


Khusus Alm. Gus Dur tulisan-tulisan Beliau sangat unik diselingi joke-joke yang syarat makna filosofi layaknya Kisah Abu Nawas yang cerdik juga terkadang dianggap kontroversial karena keterbatasan kita dalam menjabarkan makna di dalamnya, mungkinkah karena beliau lama tinggal di Baghdad tempat Abu Nawas dengan Raja Harun Al Rasyid ya ....???Jadi ingat Kisah 1001 Malam neh...

[Continue reading...]

Jumat, 06 Agustus 2010

Aku ingin Pulang......

Meski saat ini aku sedang sedih karena seseorang yang sangat berarti sedang sakit, tapi aku ingin menulis sekedar permintaan maaf menjelang Ramadhan.

Beberapa waktu silam aku silaturrahim ke rumah seorang sahabat di luar kota.Dalam perjalanan aku bertemu dengan seseorang yang aku panggil Akhi (begitu aku panggil laki-laki itu) yang bercerita banyak tentang dirinya. Usia beliau sekitar 50 tahun, sudah banyak sekali pengabdian yang dilakukan untuk sebuah pesantren. Meski berilmu tinggi, akhi sangat baik dan ramah. Sama sekali tak terlihat kesombongan dalam dirinya. Banyak sekali nasehat-nasehat yang diberikan kepadaku, tentang hidup, agama dengan bahasa filsafat layaknya orang-orang Tasawuf kebanyakan. Ternyata akhi juga punya banyak nama selain nama aslinya yang diperoleh dari pesantren katanya. Oh Ya..??pikirku.
Disela-sela kiprahnya di dunia pesantren ternyata beliau punya hobi balap motor dan sempat menjadi Ketua Tim dari sebuah club motor. Dari kecil Beliau tinggal di Pesantren dan sudah menjelajah/silaturrahim hampir seluruh pesantren di pulau Jawa. Pernah menetap di Jakarta dan berbisnis juga namun ditinggalkan karena harus pergi ada “misi khusus” dari pesantren ke beberapa pulau mulai Aceh, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali sampai Irian Jaya bahkan pernah tinggal di beberapa Negara yakni, Malaysia (sekaligus menimba ilmu kedokteran, kini beliau seorang dokter), Philipina, Singapore dan juga Afganistan.
Untuk negara yang terakhir, Afganistan. entah kenapa tiba-tiba aku jadi merinding. Mungkin terlalu sering jadi tujuan para militant dan para Teroris (seperti berita di Televisi).

Disela-sela percakapan, akhi terdiam,,,menghela nafas panjang dan seperti melepas beban berat. Tiba-tiba akhi berkata “Aku ingin jadi orang biasa, bukan orang pilihan”.
Aku bingung, aku bertanya. “Maksudnya apa to? Bukannya menjadi orang pilihan itu suatu kehormatan dari Tuhan apalagi yang dipilih itu jalan Tuhan?”.

Akhi menggeleng. Jalan Tuhan itu memang kehormatan, itu yang aku impikan. Tapi aku sudah salah jalan. Akhi berkata bahwa selama ini hidupnya berpindah-pindah sesuai pesan dan keinginan juga perintah yang lebih disebut wasiat dari pesantren. Dan daerah yang dipilihpun kebanyakan daerah konflik dengan alasan jihad. Beliau tinggal di hutan, gunung juga tempat-tempat yang jauh dari perkotaan. Beliau tidak punya daya upaya untuk membantah, meski dengan alasan keluarga. Beliau tidak menyesal berbuat kebaikan, tapi…. Aku ingin di jalan lain bukan disini (yang diikuti selama ini) katanya. Sebenarnya cita-cita utamanya adalah mendirikan pesantren di daerahnya, dekat rumah yang kebetulan sudah dipersiapkan lahan seluas 2 Hektar dimana akan diperuntukkan spesial untuk anak-anak yatim dan kurang mampu..
Hatiku merasa iba tapi ada juga semacam curiga, jangan-jangan ini seorang......, ah masa iya???

Sambil berkaca-kaca akhi berkata bahwa beliau hari ini masih bisa singgah ke saudara-saudara, tapi entah besok atau lusa. Akhi sudah lelah. Aku ingin pulang... Andaikan Tuhan mengambil nyawa, beliau ingin setelah bertemu, mohon ma’af dan mencium kaki ibunya. Beliau juga rindu menggendong dan menyuapi ibunya yang kini sudah renta.

Tak terasa aku ikut berkaca-kaca mendengar penuturannya. Aku tak tega mau bertanya lagi. Sepertinya pernyataan itu adalah sebuah jawaban dari pertanyaan yang bergemuruh di hati dari tadi (ah, semoga saja aku salah…), kata-kata Akhi memang penuh filosofi. Meski ada jawaban dalam keragu-raguan namun aku tidak mau su’uzdon, aku tetap berdo’a semoga Allah memberi jalan yang terbaik buat akhi yang baik hati. Amin…

30 menit TA’ARUF lewat perbincangan itu cukup menyentuh hati. Ya Allah.., kadangkala aku merasa malu sendiri, bagaimana tidak la seseorang yang kita anggap “negatif” ternyata berhati mulia dan sangat hormat pada ibunya. Bagaimana dengan kita?Menjelang Ramadhan ini sudahkan kita meminta maaf pada orang tua kita sebelum meminta maaf pada sahabat-sahabat kita???

Aku sendiri juga tidak tahu sampai dimana nanti umurku.

Taqobalallohu Minna Waminkum, Taqobbal Ya Karim.
Marhaban Ramadhan ya Ummi… Ya Abi…Ya Akhi…ya Ukhti sobat Blogger..


Note: Spesial buat someone I Miss U
[Continue reading...]

Selasa, 03 Agustus 2010

Putri Kamar Mandi vs Putri Bantal Kencono

Menjelang Hari kemerdekaan segala macam lomba telah diadakan. Kalau beberapa sahabat blogger sempat menulis tentang lomba panjat pinang, lomba lari kelereng dll ( meski aku mungkin terlambat baca-baca artikel karena ada kerjaan yang sangat butuh konsentrasi penuh, sampai ndak bisa ngeblog dan silaturrahim) tapi aku ingin berbagi meski sedikit.

Nah kali ini aku juga punya cerita tentang lomba menjelang acara 17 Agustus beberapa tahun silam. Ini lomba lain dari yang lain karena di adakan oleh Ibu Kos dan seluruh penghuni kos ± 40 orang (21 kamar). Lomba ini hanya untuk mempererat persaudaraan dan keakraban antara ibu kos dan sesama anak kos saja, lomba bermacam hal “keputrian” dari yang fun sampai extrim.

Untuk lomba yang fun kita mendaftar (lomba bakiak, lari karung, makan krupuk, poco-poco). Tapi lomba yang extrim lebih bikin deg-degan. Adapun lomba yang extrim yaitu:
- Lomba Kebersihan Kamar ( Penjurian Sidak )
- Lomba Kebersihan Kamar Mandi ( Penjurian Sidak)
- Lomba Pemilihan Putri (Berdasarkan Angket)

Dari beberapa lomba Extrim tersebut yang paling menarik adalah Lomba Pemilihan Putri. Bukan putri sembarang putri tapi Putri Kamar Mandi, Putri Bantal Kencono dan Putri Belanja (Ratu Belanja).

Sistem Penjurian :
Putri Kamar Mandi : Paling lama kalau mandi.
Putri Bantal Kencono : Paling suka tidur (waktunya banyak bersama bantal)
Putri Belanja (Ratu Belanja) : Paling bisa nawar kalau belanja, ini sebenarnya sudah di tes waktu kita tour bersama ke Malioboro, Jogja

Karena semua wajib ikut, aku ya ikut juga tentunya. Ternyata tak sia-sia, aku dapat hadiah lumayan banyak dari lomba bakiak (Juara I), lomba kebersihan kamar (Juara II) juga dinobatkan jadi Putri Kamar Mandi dan Putri Belanja, sedangkan temanku satu kamar dinobatkan jadi Putri Bantal Kencono hehe…extrim buangetttt!!!

Tapi yang paling berkesan adalah Putri Belanja. Karena waktu tour, kita disuruh belanja cepat dengan hasil yang banyak tapi dapat harga murah. Selain souvenir khas Malioboro yang buat aku jadi juara adalah aku beli Kaligrafi berupa Ayat Kursi dari bahan Kulit asli satu ekor kambing utuh. Penawaran pertama Rp. 125.000,-. Teman-teman pada nawar tapi aku gak ikutan, begitu mereka hengkang aku datang dan aku tawar, ya hanya dengan sedikit tawar menawar akhirnya Alhamdulillah aku dapat harga jauh lebih murah yakni Rp. 40.000,- saja hahaha.
[Continue reading...]