Halaman

Senin, 16 Agustus 2010

Surat Cinta ke - 55

Share it Please
Semalam aku pulang Taraweh dari Masjid Besar agak larut sekitar jam 9 karena ada ceramah khusus, selain pencerahan seperti biasa sekaligus peringatan Kemerdekaan RI ke 65 Th. Dalam perjalanan menuju rumah, Pos Kamling di perempatan sudah penuh Bapak-Bapak yang hendak Tasyakuran peringatan Kemerdekaan RI ke 65 Th juga.
Sambil berjalan aku bergumam dalam hati, Hmmm... Merdeka. Apa iya merdeka? Iya sih kan sudah tidak di jajah. Tapi kok masih banyak rakyat yang frustasi, bunuh diri, belum merdeka dari ancaman para penjahat yang semakin sadis di mana-mana, belum merdeka dari bom "hijau" yang justru datang dari dapur kita???

Ah, lebih baik aku mengintip pesta kemerdekaan yang sebenarnya dimana mereka juga merayakannya hari ini bahkan satu bulan ini!. Dimanakah itu? Tak lain dan Tak bukan adalah dari "DUNIA LAIN" tentunya. Mereka tengah tafakur, bersyukur karena janji kemerdekaan 1 bulan ini benar-benar terpenuhi oleh sang pemilik janji. Para Penghuni kubur, yang ada di dunia lain kini sedang bersuka cita karena betul-betul merayakan kemerdekaannya. Allah betul-betul menjamin kemerdekaan. Tidak ada siksa kubur atau sejenisnya bagi kaum yang berdosa bahkan ada perjamuan khusus di 1 bulan Ramadhan yang penuh maghfiraoh ini.Itu kenapa dalam Al Qur'an, Allah menanyakan berkali-kali kepada manusia "Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" .

Kenyataan yang sangat ironis dengan Dunia yang aku singgahi.

Sesampai rumah aku ingin membuka surat ke - 55, surat cinta Allah pada hambaNya, itulah Surah "Arrahman" (Yang Maha Pengasih). Surah ke-55 dari Al Qur'an+Terjemahan yang aku baca semakin membuatku kagum akan cara Allah menunjukkan kebesaran, kelembutan dan pelajaran administrasi, Lingkungan Hidup, Hukum (Tata cara Peradilan)dengan penuh kasih pada hambaNya. Di surat inilah Allah memberi penjelasan dan pertanyaan yang dimulai dari Ayat ke 13 dan diulang sampai 31 kali. Setiap penjelasan, Allah menanyakan "Fabi ayyi aalaaaa irobbikuma tukadzdzibaan...???" ("Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?").

Dalam ayat 51 disebutkan "Dan segala sesuatu yang kecil maupun yang besar semuanya tertulis". Administrasi yang sempurna, juga bukti dari fakta yang tak bisa dimanipulasi oleh pengacara sekalipun. Pertanyaan yang dimulai dari ayat ke 13 sebanyak 31 kali. Woww... perpaduan angka berbalik yang indah sekali. Aku rasa ini bukan kebetulan tapi Allah punya jiwa seni yang cukup tinggi pula.

"Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Jika aku mendengar lantunan ayat ini, sedihku serasa sirna, kesombonganku terasa luruh..! semuanya berganti rasa syukur tak terkira. Bagaimana dengan anda Kawan...???

Sedikit I'tiraf dari Abu Nawas:

Duhai Allah aku tak layak di syurgaMu,
Namun aku juga tak kuat di Neraka-Mu

Dosa-dosaku tak terhitung bagai debu...
Ya Illahi ampunkanlah semua dosaku...

Allah memang Maha sempurna, semoga Allah Maha Pengasih menerima amal ibadah puasa kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Semoga kita tidak hanya berkawan di dunia tapi menjadi tetangga di syurga. Amin...

19 komentar:

  1. iya ya ko aku pikir2 sepertinya eman begitu.. blum seutuhnya Merdeka... tapi aku yo bangga tetep jadi bagian bangsa ini hhe... smoga bisa lebih baik lagi MERDEKA!!!!

    untuk MERDEKA yg satunya.. iya ya.. bulan depan kita MERDEKA hhaa....

    BalasHapus
  2. @Ferdinand: Harus bangga sob, biar bagaimanapun ini milik kita, tanah tumpah darah.
    Lololo...merdeka maksudnya uda ga puasa gitu ta...?? hehe...

    BalasHapus
  3. terima kasih untuk diingatkan....
    allah maha segala'nya...

    BalasHapus
  4. numpang liwat sekalian mampir....nich kunjungan q yang pertama.......salam knl sobat

    BalasHapus
  5. waduuh, ak mgeri deh kl bc yg beginian...yah ak cm bs melakukan yg terbaik dlm ibadah thn ini jauh lbh baik dr thn kemaren. Amin...

    BalasHapus
  6. Siapa cintamu yo..
    Btw yo wislah jika belum keluar cari yg lain ae yo

    BalasHapus
  7. Setiap kali membaca Fabi ayyi aalaaaa irobbikuma tukadzdzibaan, selalu berhenti memikirkan ternyata dalam kehidupan ini terlalu banyak kenikmatan yang kurang ane syukuri.

    Pripun kabar Lamongan? atau Sanur? semoga selalu dalam kenikmatan ridha Allah

    BalasHapus
  8. Dia Yang Maha Penyayang,Dia akan selalu menyanyagi umatnya walaupun umatnya tidak pernah mesyukurinya, Dia akan tetap menyayaginya sampai batas waktu yang telah ditetapkanNYA.

    BalasHapus
  9. makasih dengan artikelnya, juga i'tiraf abunawas yang cocok bagi kita sebagai umat islam umumnya :)

    BalasHapus
  10. meski kecewa
    aku tetap bangga menjaDI bagian dari INDONESIA
    merdeka...!

    BalasHapus
  11. Semakin mempertegas dugaan saya, bahwa Mba Muza merupakan ustadza berbakat...
    Mengkolaborasikan semangat nasionalisme dan religiusitas dalam bingkai kemerdekaan republik Indonesia...

    Jayalah negeriku....

    BalasHapus
  12. aku dapat ilmu di sini, terima kasih sobat

    BalasHapus
  13. salam kenal sob
    MERDEKA!!! MERDEKA!!!

    BalasHapus
  14. terkadang manusia lupa bersyukur atas nikmat Tuhannya,
    semoga kemerdekaan indonesia bisa selalu di isi dengan hal positif

    BalasHapus
  15. Nggak apa2 lah yang penting sudah tak ada perang diantara kita, MERDEKA!!!!

    BalasHapus
  16. istiqlal ini semoga menjadi berkah :)

    BalasHapus
  17. perenungannya sangat mencerahkan. Thanks!
    Merdeka dgn mendapat gelar 'muttaqin' di Ramadhan ini jauh lebih substantif.
    Salam ukhuwah :)

    BalasHapus
  18. @All: tengkyu da sharing
    @bUNTU: bUKAN USTAZDAH, cuma wanita bisa yang masih perlu banyak belajar dari kawan semua
    @Tomo: Sudah tahu kan...?

    BalasHapus
  19. sbenarnya kita harus bersyukur, meskipun negara kita ini skarang kenyataannya sperti ini, Tuhan tidak semata" memberikan cobaan kepada umatnya jika dia tidak bisa menanganinya... makasi renungannya mbak :)

    BalasHapus