- Tetap sholat berjama’ah baik imam dari "A" maupun "B" karena mereka sudah memahami.
- Jika sholat subuh dan kebetulan imamnya orang "B", maka ada jeda waktu untuk do’a qunut bagi kaum "A" meski sang imam tidak melakukan.
- Setelah azdan ada pujian tapi hanya beberapa menit saja, karena di "B" tidak ada pujian
- Khusus sholat tarawih diambil yang terbanyak yakni 20 rokaat + 3 rokaat witir. Bagi yang "B" biasanya setelah 8 rokaat mereka berhenti sampai do’a dan tetap mengikuti ceramah setelah tarawih secara bersama. Baru ikut witir jika ingin mengikuti karena witir dianggap juga penutup sholat malam maka ada juga yang dilakukan di rumah selepas sholat malam entah Tahajud ataupun yang lain.
- Tadarus bersama, megengan, maleman juga bersama-sama di mushollah dengan i’tikad mempererat ukhuwah.
- Saat Takbiran di malam lebaran pun bersama, meski yang dilafalkan jumlahnya sedikit berbeda.
- Bila ada acara pengajian entah khotmil Qur’an, Mauludan dan perayaan hari besar keagamaan atau yang lain, maka semuanya menyumbang entah dana maupun tenaga (masak bersama)
- dan bersama-sama mengumpulkan dana buat kemakmuran dan kebutuhan pembangunan Mushalla ( ini Ta'mir Musholla, bukan Ta'mir Masjid)
Kami menyadari bahwa khilafiyah tidak akan pernah ada habisnya, karena masing-masing punya dasar dalam penentuan pilihan meski satu tujuan. Betapa Indahnya kebersamaan jika dua jiwa yang berbeda bisa bersatu dalam nuansa cinta Robbani dengan penuh kesadaran dan toleran, inilah 2 in 1 yang aku maksud.
sebuah kedewasaan religius dalam menjalankan risalah Illahi dengan meletakkan segala bentuk khilafiyah di atas ukhuwah. Beginilah seharusnya potret islam yang seharusnya dijalankan. Padahal di banyak tempat, pakies sering menemukan pribadi-pribadi yang merasa pembawa bendera Ahlu sunnah, padahal mereka tidak mengerti apa arti dan esensi yang sebenarnya dalam menjalankan keindahan Islam. Di Masjidil Haram jutaan orang dengan segala karakter cara shalat, tetapi tidak ada satupun yang saling merasa paling benar, sungguh kita akan terharu kebersamaan di sana.
BalasHapusSubhanallah... bila umat islam seperti ini pastinya kita akan kuat, jarang sekali kebersamaan ini bisa terjalin satu sama lainnya memegang prinsip (aqidah) masing2. contohnya seperti jamaah HAJI... bahagia dan bangga saya melihatnya.
BalasHapus“…Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS Ar-Rum: 31-32)
ma'af aku nggak bisa berkomentar banyak tentang A ataupunpun B.
BalasHapusHo oh terasa indah jika bersamamu he3
BalasHapusselama 2 pandangan tdk mengakibatkan halnegatif tdk apalah..., apalg kl bs slg mengisi demi kemaslahatan umat lbh baik lg. nice artikel sis!..
BalasHapusindahnya kebersamaam, sungguh indah melihat orang satu sama lain berdampingan dalam perbedaan, itulah yang menciptakan suatu sosialisasi bisa solid, karena bisa menyatu dalam berbagai perbedaan
BalasHapustepat di depan rumah saya berdiri kokoh sebuah mushoLLa sejak jaman duLu kaLa, namun hanya digunakan oLeh saLah satu keLompok saja, apaun keLompok Lainnya memisahkan diri.
BalasHapusbiLa cerminan di atas dapat terwujud dengan baik, hmmm... aLangkah indahnya saLing menghargai dan menghormati satu dengan Lainnya.
mudah-mudahan kebersamaan yang indah ini bertahan selamanya, amin3x...
BalasHapushmmm,,, kebersamaan memang indah,,,palagi saling menghormati dan menghargai sesama manusia,,,,
BalasHapusWahhh,,, terus gemana tuh,,, biasanyakan ada yg pake qunut ada yg nda...???
BalasHapussing penting saling rukun sesama muslim
BalasHapusMet siang mbak
BalasHapusmampir lagi nich
makasih
speechless
BalasHapusJika sholat subuh dan kebetulan imamnya orang "B", maka ada jeda waktu untuk do’a qunut bagi kaum "A" meski sang imam tidak melakukan.
BalasHapusBukankah sholat berjamaa'ah itu harus mengikuti imam..imam ruku yah ikut ruku kalo imam gak baca qunut masak makmun baca qunut sihh..anehh yahh..!dasarnya apa yahh..??*maklum orang awam nihh*
memang benar masalah khilafiyah gak akan ada habisnya hingga akhir zaaman , tinggal bagaimana menyikapi perbedaaan terrsebut, tetapi biasanya sangat sulit menyatukan perbedaan pendapat apalagi masalah khilafiyah aqidah ini..mereka mempunyai landasan nash dan dalil dalil tertentu yang shahih.
BalasHapustrims infonya sobatt..
berkunjung di pagi hari mo mencari info terbaru.
BalasHapusterima kasih
Subhanallah.. smoga kerukunan antar umat tetap terjaga :)
BalasHapusiya bener juga yang penting tetap rukun :)
BalasHapuswahhh
BalasHapusaku nyimak ajah dahhh
:D
KUNJUNGAN MALAM MBAK
BalasHapuspagiii sis..lum ada artikel br ya...,tq
BalasHapusDua jadi 3 to seharusnya..hehe.ayah ibu dan anak
BalasHapus@all: tengkyu share nya
BalasHapus@imtichan: gpp sob, tengkyu
@tomo: gt ta?? Gak mesti to kang..la nek kembar pie?
subhanallah, bener2 terasa indah jika benar terjadi
BalasHapus@didit: alhamdulillah benar adanya. Walo yang jama'ah orang_orang yang kompeten dalam organisasi A ato B tapi hanya keterbukaan dan kesadaran jg melepas ego masing-masing yg buat indah kebersamaan ini.
BalasHapusSetuju apalagi di bulan puasa seprti ini kebersamaan emank makin kental..... @ Cak Tomo..Blogmu kena Sandbox toh?? ra iso dibuka>>
BalasHapusindahnya,,,
BalasHapus2 golongan bisa bersatu dalam sebuah musollah untuk satu tujuan
berkunjung cari info terbaru
BalasHapuskenapa harus berbeda yah, padahaL tujuannya adaLah sama. tetapi kaLaupun harus berbeda yg penting adaLah memiLiki kebersamaan dari kedua perbedaan tersebut untuk mencapai satu tujuan daLam isLam yang penuh kedamaian untuk semuanya.
BalasHapusya keindahan dan ketenangan adalah persatuan.. dan saling membagi.., biarpun perbedaan jelas tapi saling menghargai suatu yg sangat di dambakan.. sungguh mahal perbedaan itu dalam suatu persatuan dan kebersamaan... yg penting kita saling menghargai.. tolong menolong satu sama lain..nya.., semua demi kebaikan kita dan ketenangan.. hidup dunia dan akhir..
BalasHapus