Seorang musafir berjalan sambil bergumam dalam hati. Rasanya sudah banyak jalan yang kulalui, kadang terguyur hujan yang buatku demam kadang tersengat panas matahari walo tak sampai ke hati, namun sering pula menjumpai panorama indah yang membuai jiwa.
Dan tajamnya jalan makadam ibarat pijatan di sendi biar lebih tahan akan ujian kehidupan....
Kini musafir duduk sejenak melepas penat. Dibawah pohon rindang di tepi jalan musafir hanya duduk sambil melihat segala pemandangan yang lewat. Tiba-tiba musafir teringat petikan do'a tokoh sufi wanita Rabi'ah Al Adhawiyah :
"Ya Allah..., Janganlah Engkau jadikan aku seperti pohon besar yang kelak hanya jadi tombak dan gada peperangan,
Jadikanlah aku seperti pohon yang rindang di tepi jalan tempat musafir memijit kakinya yang lelah".
Kini musafir merenung:
Ya Allah...ternyata aku belum mampu menjadi pohon rindang, belum bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam, selama ini sebagian langkahku juga terjebak arogansi pohon besar dimana ucapan dan mungkin perbuatan hanya menyulutkan kemarahan dan melukai hati banyak orang.
Falsafah pohon sederhana namun penuh makna. Sang Musafir berharap langkah selanjutnya lebih terarah dan bermakna.
salam,
BalasHapusterimakasih atas kunjungan dan komentarnya di blog saya :)
Ngomong-ngomong, cerita yang kemarin sudah saya lanjutkan. Bila berkenan, silahkan mampir lagi ^^
hidup ini penuh dengan segalan cobaan , itulah kita sebagai manusia bagaimana kita dapat mengendalikannya.....
BalasHapusSmoga akupun bisa mengikuti jejak sang musafir untuk memperbaiki jalanku yg masih amburadull..... makasih buat inspirasinya Sob...
BalasHapushappy blogging n met liburan.. :)
Mesti mengintrospeksi diri masing2 nie.... makasih buat postingan inspiratifnya Sob...
BalasHapuspostingan yang inspiratiif agar kita menjadi lebih baik, oh..ya...aku jadi senyum sendiri sama kata-kata "jalan makadam", jadi teringat jaman dulu, waktu jalan di desaku masih jalan makadam. :-)
BalasHapussering kali yang berikutnya bukan langkah tapi tancap gas (khan jarang orang jalan kaki, sebab kredit motor udah gampang hhhh)
BalasHapusnah ketika sudah tancap gas, seringkali melupakan semua tujuan hidup
Menyentuh hati . . . . . .
BalasHapuswah kehidupan saya seperti musafir itu mbak, masih berjalan tak menentu. semoga kelak bisa mengambil falsafah pohon rindang..
BalasHapusfiLosofi pohon.
BalasHapussemakin besar dan tinggi pohon maka akan semakin besar angin yang menerpa. begitupun pohon, bisa menjadi peLindung dari teriknya sengatan sinaran matahari dan basahnya air hujan.
Iy, tkdang dunia mbuat kta tllu t'obsesi tnpa brusha mnjadi mnusia yg brmanfaat bg org lain. mksih ut postingan motivatifnya..
BalasHapusSalam
BalasHapusMasih harus banyak belajar dari falsafah pohon nih mba. Refleksi kehidupan...
Salam kawan
salam sahabat
BalasHapuspostingan yang bisa menambah keimanan
kita ini juga musafir kan mbak
BalasHapusmusafir dalam menempuh liku hidup
semoga makin terarah ya mbak
aminnn
Salam hangat untuk para musafir yang mampir ke sini :-)
BalasHapussampai hari ini masih mencoba menjadi pohon yg rindang hhe.... Sukses slalu Sob.. :)
BalasHapussalam sahabat
BalasHapusmet siang aja n met istirahat
mampir mbak
BalasHapusbaru tau apa arti dari MUSAFIR
BalasHapusceritanya sangat berbobot sekali
BalasHapusSore Sob.. seperti biasa aku rehat dulu tuk mampir kesini.... tetep semangat n happy blogging :P
BalasHapusjadi termenung jd neh membacanya,,,,
BalasHapusTerimakasih filosofi Pohonnya
BalasHapusSukses selalu
@All:
BalasHapusTengkyu, saya juga musafir yang kadang singgah di rumah sobat semua. Mohon maaf bila ada salah.
ya, saya maafkan. begitupun sebaLiknya.
BalasHapus