Halaman

Sabtu, 06 November 2010

MUSAFIR

Share it Please
Seorang musafir berjalan sambil bergumam dalam hati. Rasanya sudah banyak jalan yang kulalui, kadang terguyur hujan yang buatku demam kadang tersengat panas matahari walo tak sampai ke hati, namun sering pula menjumpai panorama indah yang membuai jiwa.
Dan tajamnya jalan makadam ibarat pijatan di sendi biar lebih tahan akan ujian kehidupan....

Kini musafir duduk sejenak melepas penat. Dibawah pohon rindang di tepi jalan musafir hanya duduk sambil melihat segala pemandangan yang lewat. Tiba-tiba musafir teringat petikan do'a tokoh sufi wanita Rabi'ah Al Adhawiyah :

"Ya Allah..., Janganlah Engkau jadikan aku seperti pohon besar yang kelak hanya jadi tombak dan gada peperangan,
Jadikanlah aku seperti pohon yang rindang di tepi jalan tempat musafir memijit kakinya yang lelah".

Kini musafir merenung:
Ya Allah...ternyata aku belum mampu menjadi pohon rindang, belum bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam, selama ini sebagian langkahku juga terjebak arogansi pohon besar dimana ucapan dan mungkin perbuatan hanya menyulutkan kemarahan dan melukai hati banyak orang.

Falsafah pohon sederhana namun penuh makna. Sang Musafir berharap langkah selanjutnya lebih terarah dan bermakna.

24 komentar:

  1. salam,

    terimakasih atas kunjungan dan komentarnya di blog saya :)
    Ngomong-ngomong, cerita yang kemarin sudah saya lanjutkan. Bila berkenan, silahkan mampir lagi ^^

    BalasHapus
  2. hidup ini penuh dengan segalan cobaan , itulah kita sebagai manusia bagaimana kita dapat mengendalikannya.....

    BalasHapus
  3. Smoga akupun bisa mengikuti jejak sang musafir untuk memperbaiki jalanku yg masih amburadull..... makasih buat inspirasinya Sob...

    happy blogging n met liburan.. :)

    BalasHapus
  4. Mesti mengintrospeksi diri masing2 nie.... makasih buat postingan inspiratifnya Sob...

    BalasHapus
  5. postingan yang inspiratiif agar kita menjadi lebih baik, oh..ya...aku jadi senyum sendiri sama kata-kata "jalan makadam", jadi teringat jaman dulu, waktu jalan di desaku masih jalan makadam. :-)

    BalasHapus
  6. sering kali yang berikutnya bukan langkah tapi tancap gas (khan jarang orang jalan kaki, sebab kredit motor udah gampang hhhh)
    nah ketika sudah tancap gas, seringkali melupakan semua tujuan hidup

    BalasHapus
  7. wah kehidupan saya seperti musafir itu mbak, masih berjalan tak menentu. semoga kelak bisa mengambil falsafah pohon rindang..

    BalasHapus
  8. fiLosofi pohon.
    semakin besar dan tinggi pohon maka akan semakin besar angin yang menerpa. begitupun pohon, bisa menjadi peLindung dari teriknya sengatan sinaran matahari dan basahnya air hujan.

    BalasHapus
  9. Iy, tkdang dunia mbuat kta tllu t'obsesi tnpa brusha mnjadi mnusia yg brmanfaat bg org lain. mksih ut postingan motivatifnya..

    BalasHapus
  10. Salam
    Masih harus banyak belajar dari falsafah pohon nih mba. Refleksi kehidupan...

    Salam kawan

    BalasHapus
  11. salam sahabat
    postingan yang bisa menambah keimanan

    BalasHapus
  12. kita ini juga musafir kan mbak
    musafir dalam menempuh liku hidup
    semoga makin terarah ya mbak
    aminnn

    BalasHapus
  13. Salam hangat untuk para musafir yang mampir ke sini :-)

    BalasHapus
  14. sampai hari ini masih mencoba menjadi pohon yg rindang hhe.... Sukses slalu Sob.. :)

    BalasHapus
  15. salam sahabat
    met siang aja n met istirahat

    BalasHapus
  16. baru tau apa arti dari MUSAFIR

    BalasHapus
  17. ceritanya sangat berbobot sekali

    BalasHapus
  18. Sore Sob.. seperti biasa aku rehat dulu tuk mampir kesini.... tetep semangat n happy blogging :P

    BalasHapus
  19. Terimakasih filosofi Pohonnya
    Sukses selalu

    BalasHapus
  20. @All:
    Tengkyu, saya juga musafir yang kadang singgah di rumah sobat semua. Mohon maaf bila ada salah.

    BalasHapus
  21. ya, saya maafkan. begitupun sebaLiknya.

    BalasHapus