Menjelang weekend, hari Sabtu kemarin saya mendapati kabar yang sangat mengejutkan. Kabar itu adalah robohnya rumah persinggahan milik sahabatku di daerah Surabaya utara. Maklum rumah sudah berumur lebih dari 100 tahun dan sama sekali belum pernah direnovasi, bentuk dibiarkan seperti jaman dahulu kala karena hanya dipakai tempat singgah saja. Dari luar bangunan itu tampak kokoh meski bersahaja namun siapa sangka di pagi buta rumah terbelah jadi dua. Dan setelah dilakukan bedah rumah ternyata banyak rayap di dalam kayu penyanggah.
Bersyukur musibah datang kala pagi buta, andai malam di saat para penghuni terlelap melepas penat entah kami juga tidak bisa membayangkan. Alhamdulillah, Maha suci Allah yang masih memberi kasih kepada hambaNYA, mungkin itu ungkapan atas semua peristiwa.
Ternyata apa yang terlihat tak sama dengan nyatanya. Kayu yang kokohpun bisa patah oleh makhluk kecil bernama rayap yang sangat pandai bersembunyi dan tak terdeteksi. Mungkin begitu pula dengan hati kita, jika dibiarkan tak dirawat, tak diisi dengan hal-hal yang bermakna pastikan akan diisi rayap-rayap yang siap menggerogoti hati dan menggoyahkan keimanan kita.
Rayap hati juga sulit dideteksi, pandai bersembunyi karena itu adalah sifat negatif kita sendiri. Sifat iri, dengki, hasud, ujub dan tinggi hati. Untuk itulah mari kita selalu waspada jangan sampai rayap di hati kita akan menumbangkan jati diri dan keimanan kita.
*Buat Mbak Rifa; Semoga tabah dan dimudahkan segala urusan sesudahnya. AMIN...
> turut prihatin atas musibah robohnya rumah persinggahan
BalasHapus>Subhanallah, sebuah analogi yang sangat mengena, bahwa sulit untuk mengukur kondisi hati kita karena sebongkah daging inilah yang mencerminkan kepribadian dan keimanan seseorang.
Secara ilmiah, Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh, jika rusak sedikit maka terganggu juga proses lain dalam tubuh. Begitu juga secara rohani, jika hati telah ternoda oleh penyakit, maka akan membias pada perilaku yang memilikinya
Insya Allah nanti ada posting tntang Muzdalifah hhh
BalasHapus@Abah: Matur nuwun, begitulah kira-kira analoginya
BalasHapus@Abah: Saya tunggu postingannya karena sangat bermakna bagi saya.
* turut prihatin juga atas musibah robohnya bangunan tempat persinggahan.
BalasHapus* sebagaimana hal nya tubuh ataupun kayu, agar kuat dan sehat serta tahan terhadap beban & berbagai macam penyakit / kerusakan2, perlu dilatih secara terus menerus & diberi makanan yang bergizi. demikian halnya dengan hati, ia perlu dilatih & diberi makanannya.
* semoga sukses selalu n tetap semangat
ikut prihatin dengan musibah tersebut mbak.
BalasHapusrayap hati lebih berbahaya daripada rayap-rayap yang sebenarnya, karena ia adalah penyakit hati..
Analogi yg cerdas, lmbut tp tak mghlngkan unsur substantifnya. makasih ut tausiahnya. salam silaturrahim dari Lone Fighter. skalian Q follow.
BalasHapusdimana-mana ada rayap ya... bahkan di dalam hati
BalasHapus@kang harto, dwi: tengkyu sob. seperti itulah penyakit hati yg sering tidak kita sadari
BalasHapus@lone fighter: tengkyu, saya hanya mengurai risalah illahi, mohon maaf bila ada yg kurang
@mega: ya gitu deh sob. Mari kita jaga hati
rayap di hati malah lebih susah dideteksi
BalasHapusrayap kayu sangat berbahaya bagi sebuah bangun gedung ataupun rumah, tetapi Lebih berhaya Lagi adaLah rayap hati, karena bisa merobohkan benteng keimanan.
BalasHapussemoga saja, kita semua seLaLu terjaga dari ganggguan rayap hati yang kerap mengganggu keseimbangan kesehatan jiwa.
seLamat bobok manis sang putri bantaL kencono. nasi kebuLi yang tersaji sudah saya nikmati dengan keLezatan yang tak terungkapkan. hihihi...
@anak nelayan: betul betul betul....., eh riko cah osing yo?
BalasHapus@om rame: yach semoga hati kita sll terjaga. tengkyu da menyantap sajian di blog ini. Malam2 memang paling enak menikmati nasi kebuli buatan sang putri hihihi...
asswrwb....kabarku baik bgt sis..amin, berusaha u sll lbh baik lg....amin. Ak ikt bersimapati ats musibah robohnya rmh tsb..., mengenai rayap di hati btl skl!...bahaya skl itu, mg2 jgn sampe terkena deh..cm 1 obatnya..srg2 berkomunikasi dg Sang Khalik...sukses ya sis....
BalasHapusyups, bnr bgt !
BalasHapusjgn sampe deh jd rayap hati, bs2 hati kita habis digrogoti...
BTW, salam bwt sahabatmu ya...
Salam
BalasHapusBerkunjung dan silaturahmi kawan. Ikut follow kawan. Menambah ilmu dan pertemanan..
Wah "Kayu dan hati" yach, sebuah refleksi diri tuk melihat lebih dalam lagi...
Salam kawan
rayap hati, baru ini mendengarnya, sebuah perumpamaan yang menarik. dua-duanya sama-sama merusak....
BalasHapuswahh penampilan baru nihh...
BalasHapussesuatu yang kecil mampu merubuhkan sesuatu yg besar.. sang Rayap-rayap ini memang hebat yaa
untung saja tidak mengambil korban jiwa ya mbak
BalasHapussemoga yang ditimpa musibah bisa menerima kondisi ini dengan lapang hati
BalasHapussuwun sarannya.
BalasHapuskalo aku kira, menungso mung sak dermo ora oleh dumoyo kawand.
aku loh dadi males akhirnya kawand.
BalasHapusmakanya berulang kali aku bilang mau menghapusnya sekalian
tapi biarin ae tidak usah dilihat nanti.
biar aku pake blogku yang lain saja kan masih akeh
ngesakno mbak rifa non yo
BalasHapus@spesial kang tomo:
BalasHapushehe kang tomo lg ruwet yo..., la yo iku kang kalo si anonim itu berniat jelek yo ibarat rayap larinya kencang. Dimana ada kayu disitu dia merayap. Sama sj dg si anonim blogger, selama dia punya niat buruk yo ndak akan berhenti di satu blog pasti cari mangsa lain.
Bukan kayunya yg dimusnahkan tp rayapnya yg hrs disekolahkan. Begitu kira2 kang...
saat sang putri bantaL kencono sedang menikmati hamparan yang mengaLun empuk, maka disituLah sang pangeran katak daLam tempurung menikmati sajian nasi kebuLi yang ditinggaLkan penghuninya. terasa Lezat tanpa ada yang menganggu sambiL ngeronda daLam nyenyak sang putri yang tampak asyik menikmati mimpi indahnya.
BalasHapusThanks pencerahannya.
BalasHapusKita memang harus selalu menjaga hati dan menghindari pembusukan yang datang dari dalam Rohani seyogyanya selalu disirami firman Illahi Rabbi. Jangan sampai mejadi karatan hingga sulit dibersihkan.
Dzadjakillah khairan katsira :)
sang pangeran bersenandung di tepi sungai tak bertepi agar Lantunan merdunya terdengar untuk mengiringi mimpi putri bantaL kencono.
BalasHapushati ini merayap tidak untuk menggerogoti kayu, namun kayu sebagai penopang dawai2 sang pangeran seLaLu digerogoti rayap.
*waeLah, koq jadi enggak nyambung gini, hihihi...*
Sebuah artikel yg sangat bagus sob,
BalasHapusKt bs belajar dr kisah diatas,
Semoga Allah tetap menjaga iman kt agar terhindar dr 'rayap hati', aminn
maaf sebelumnya kalo komentar saya ga nyambung ,,
BalasHapussaya cuma mau ucapin salam kenal dlu deh ..
saya juga follow nih ..
follow back yah ..
terima kasih.
biLa sudah beLanja, Sang Pangeran Katak mengharap disajikan menu kesukaan. yakni pepes dan rempeyek nyamuk, hehehe...
BalasHapusWah itu yg susah klo hati wes dipangan rayap nakal ... yg ada di pikiran cuma yg jelek2 doank tentang org lain .....
BalasHapusBerkunjung lagi.... semoga blog ini tetap eksis tanpa terkena rayap :-)
BalasHapusmet pagi mbak muza
BalasHapusada apa di LA
BalasHapusSatu post yang saya suka : Selalu masih ada yang bisa disyukuri pada paragraf kedua.. wow. Semoga kita terhindar dari rayap-rayap pemakan hati yak..
BalasHapussalam kenal dari anak kos yang numpang hidup di Surabaya.. ^^
si rayap hati wes mabur blum ya haha... smoga gak bersarang di hati kita...
BalasHapussemangat n sukses slalu :P
happy weekend....
"Jangan biarkan rasa penyesalan datang. Mari kita syukuri segala nikmat yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita"
BalasHapusslm kenal & slm sahabat.