Halaman

Sabtu, 30 Oktober 2010

TEBAR PESONA VS DERITA

Share it Please
Terpana lalu Terpesona dan berujung Termehek-mehek...

Ternyata pesona yang membuat derita bukan hanya milik kaum remaja atau pria dan wanita pada umumnya sebagai makhluk individu. Kini Tebar Pesona sudah lumrah dan membudaya bagi kalangan artis, pejabat juga terutama Partai Politik.

Politik dan Bisnis sangat beda tipis karena banyak kesamaan di dalamnya, sama-sama suka pasang iklan di mana-mana sampe seantero kota hanya berisi bendera dan gambar wajah, suka mengumpulkan masa dengan acara hiburan untuk menarik minat pembeli, suka tawar menawar jabatan seperti saat tender bisnis, suka 'ngecap' saat kampanye dan tebar pesona saat berkunjung ke warga untuk menjerat mangsanya.

Saya terbitkan tulisan ini karena teringat peristiwa bencana 'situ gintung' menjelang Pemilu kemarin. Disitu begitu banyak Parpol yang datang dengan memakai atribut lengkap datang berbondong-bondong menyerahkan bantuan. Mereka tidak mau dibilang kampanye tapi aksi sosial atas nama bantuan kemanusiaan.

La sekarang ini kan banyak bencana di mana-mana. Saya ambil contoh yang paling populer di Jawa adalah meletusnya Gunung Merapi. Nah kira-kira Parpol yang datang apa sebanyak di situ gintung yang saat itu mendekati Hari H Pemilu??? Ataukah benar adanya bahwa saat itu semua hanya sekedar Tebar Pesona???

Andaikan sama maka bersyukur kita karena mereka pegang komitmennya. Namun andaikan hanya Tebar Pesona maka betapa menderitanya rakyat ini, sudah jatuh tertimpa tangga. Mereka hanya jadi bahan berita buat menaikkan popularitasnya.

Sedikit yang kita beri dengan ketulusan hati itu lebih berarti, namun banyak hal yang bisa kita bagi kepada sesama itu lebih utama. Semoga kita tidak hanya sekedar tebar pesona tanpa ketulusan jiwa.

17 komentar:

  1. sudah nyata lah..mbak..bahwa yang mereka lakukan semuanya ya..hanya untuk tebar pesona agar mendapat suara.

    BalasHapus
  2. @mbak ella:
    iya mbak, dalam kondisi seperti ini supaya kita ingat saja perilaku tebar pesona palsu terhadap sodara-sodara kita yang menderita juga sebagai pelajaran buat perilaku kita

    BalasHapus
  3. Sungguh memprihatinkan... Musibahpun mereka jadikan komoditi.
    Ulah mereka justru mengundang bencana berikutnya. Astagfirullah...

    BalasHapus
  4. @gaelby:
    iya sob, mencari kesempatan dalam kesempitan

    BalasHapus
  5. sabar Mbak. teriaknya jangan keras2 nanti ada ngambek Lho, enggak ngasih bantuan Lagi saat kampanye.

    daLam teori berpoLitik ada yang namanya "poLiticaL marketing". bahwa, Parpol dan kandidat perseorangan berLomba memanfaatkan iLmu ini untuk strategi kampanye baik untuk mendapatkan dukungan poLitik daLam pemiLu maupun untuk memeLihara citra sepanjang saat daLam jeda Pemilu.
    tetapi sayangnya penerapan metoda itu baru dirasakan hanya pada saat Pemilu berLangsung, sedangkan pada proses seteLah itu maka LupaLah makna "poLiticaL marketing" yang sebenarnya.

    perjuangan yang sesungguhnya adaLah bertugas memperjuangkan kesejahteraan rakyat, bukan hanya memperjuangkan kepentingan pribadi dan Parpol semata.
    tuntun kami agar tetap bersimpatik kepada anda, bukan justru memaksa kami untuk menunjukan sikap-sikap antipati terhadap anda.
    jangan jadikan kami sebagai korban poLitik kepentingan, dan kepentingan politik.

    *semoga aLunan seruLing sakti ini dapat menjeLajah sampai ke daLam ruang bisu disana.

    BalasHapus
  6. assalamualaikum ning,
    ..........
    bukankah sudah hal yang sudah lumrah di negeri pamrih merupakan hal yang biasa.
    semoga kita semua dibuka nurani keshalehan sosial.

    BalasHapus
  7. @om rame:
    yach sedikit teriak biar kedengaran maklum pendengaran mereka sudah agak terganggu om...
    Betul sekali itu saya bilang beda tipis dengan bisnis biar gak terlalu vulgar nti mereka maluuuu...
    Semoga cepat sadar gak tambah mati suri nurani

    AMIN..., semoga alunan merdu seruling sakti bisa membuka hati..

    @R.Indra Kusuma Sejati:
    Amin, semoga kita bisa menjadi orang yang ihlas dan menjadikan suka maupun duka sebagai i'tibar.

    @Abah:
    kondisi yg sangat memprihatinkan Bah..
    Amin...semoga n segera.

    BalasHapus
  8. jadi minder baca tebar pesona ini aku

    BalasHapus
  9. @kang tomo:
    lho kok minder piye to kang ra mudeng aku?
    Eh, tanpa sadar itu yg dicari hdp tmr. Pas yo...

    BalasHapus
  10. asswrwb....yah begitulah...udah jamak kayaknya,kan mrk mmg butuh suara u menang...tp yg jls sih, yg namanya 'isi otak' alias 'kualitas' tdk akn bohong, meski mrk terpilih, maka terlihat dr kebijakan2 yg diambil stlh menjabat, tebar pesona sih bisa...tp...keliatan aslinya wkt sdh menang, mcm2 deh..hehhehee...no comment lah...yg jls namanya 'isi otak' terlihat dr kebijakan2 yg dikeluarkan!...

    BalasHapus
  11. Tebar pesona tapi ada tujuan juga bukan hanya popularitas semata.

    BalasHapus
  12. kadang semua perbuatan g dilakukan dg hati yang ikhlas :D
    lam knal kk

    BalasHapus
  13. owh ya kk
    g ngemaksud spam
    mw mnta ijin tuker2an link
    link kk udah dpasang
    dtunggu balesan n kunjunganna :D

    BalasHapus
  14. yah,,,serti itulah ciri politisi di Indonesia,,,berwara wiri kalo lagi butuh,,,giliran dia yang di butuhkan,,,,malah enak2 duduk di balik meja dan kursi empuknya.

    BalasHapus
  15. @mbak tiwi:
    selamat datang kembali mbakyu...
    Tengkyu da berbagi disini

    @acid:
    sebisa mungkin melakukan sesuatu dengan ihlas biar tak sia-sia kebaikan kita.
    salam kenal dan salam ukhuwah
    ok, akan segera tak pasang

    @ph-internet:
    kalau tujuannya baik gpp kang

    @hantu-facebook:
    wira wiri kalo lagi butuh yo kang,
    tapi kalo dibutuhkan juga wira wiri lo...tapi ke luar negeri.

    BalasHapus
  16. @om rame:
    weleh...pesan buat para politikus "anu" ya. Ini orangnya bingung pa gak yo? Jangan2 dikirain dukungan buat anu.

    BalasHapus
  17. Inilah realita. Dan sangat memiriskan. Sesuatu yang kurang pantas malah dianggap biasa :(

    BalasHapus