BONEX = Bondo nekat buat .......
Mengenang saat masih bersama teman kesana kemari....
Sore itu aku bersama teman-temanku kembali ke Surabaya setelah silaturrahim ke rumah teman di Kota Baru Gresik. Sesampai di Jl. RA Kartini seluruh penumpang angkot menuju Terminal Osowilangon disuruh turun karena semua angkutan umum tidak ada yang berani melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Ada apa ini??? Oala.... ternyata ada kabar bahwa Persebaya kalah telak melawan Tuan rumah Petrokimia Putra yang sedang berlaga di Stadion Petrokimia, Gresik. Semua toko ditutup, angkutan umum putar balik ke jalur Lamongan atau menjauh saja, dan praktis Gresik seperti kota mati yang mencekam. Semua orang takut kalau para Bonex akan ngamuk!
Karena besok ada ujian Akhir Semester maka kami nekat saja melanjutkan perjalanan. Kami mencari kendaraan apapun yang melintas, namun nihil, yang terlihat hanya beberapa becak yang berjajar di tepi jalan. Belum lagi kami mencari solusi yang lain tiba-tiba "Bruakkkk....!!!" terdengar suara barang yang roboh dan bersamaan dengan itu muncul ratusan bahkan mungkin ribuan orang dengan tampang mengerikan berbaris dan berlari kencang seperti pasukan di film "The Mummy" berlari menuju ke arah kami seperti hendak menjarah.
Jantung ini seakan mau lepas, kaget bukan kepalang. Kami berlarian kencang bingung juga mau kemana. Akhirnya kami sepakat naik becak saja yang ada di tepi jalan. Bapak tukang becak sempat bingung. kami ditanya "Mau kemana Ning..?" aku jawab saja "Kemana saja Pak, putar-putar kota saja yang penting selamat dari kejaran para Bonex". Ternyata Pak Becak belum menyadari bahwa dari arah barat ribuan manusia berlarian bak gelombang. Begitu beliau menoleh, langsung becaknya dilarikan kencang karena beliau takut juga melihat pemandangan yang mengerikan. Akhirnya kami putar-putar kota Gresik sambil menunggu suasana reda dimana sekiranya para Bonex sudah pada pulang dan kota kembali aman juga kendaraan sudah mulai berdatangan. Huhhhhhhh..... napasku rasanya kembali lega....
Sebenarnya aku tidak pernah takut dengan Bonex karena selama di Surabaya mungkin yang kulihat bonex yang baik-baik. Kebetulan aku tinggal di daerah Dharmawangsa, dekat Kampus UNAIR yang sering dilewati konvoi para Bonex. Tapi kami tidak takut justru senang karena seperti melihat karnaval saja, begitu tertib dan biasanya ada atraksi yang menghibur di sepanjang jalan. Tapi ya ini portrait Bonex yang lain, yang begitu anarkhis dan mengecewakan.
Sore itu aku bersama teman-temanku kembali ke Surabaya setelah silaturrahim ke rumah teman di Kota Baru Gresik. Sesampai di Jl. RA Kartini seluruh penumpang angkot menuju Terminal Osowilangon disuruh turun karena semua angkutan umum tidak ada yang berani melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Ada apa ini??? Oala.... ternyata ada kabar bahwa Persebaya kalah telak melawan Tuan rumah Petrokimia Putra yang sedang berlaga di Stadion Petrokimia, Gresik. Semua toko ditutup, angkutan umum putar balik ke jalur Lamongan atau menjauh saja, dan praktis Gresik seperti kota mati yang mencekam. Semua orang takut kalau para Bonex akan ngamuk!
Karena besok ada ujian Akhir Semester maka kami nekat saja melanjutkan perjalanan. Kami mencari kendaraan apapun yang melintas, namun nihil, yang terlihat hanya beberapa becak yang berjajar di tepi jalan. Belum lagi kami mencari solusi yang lain tiba-tiba "Bruakkkk....!!!" terdengar suara barang yang roboh dan bersamaan dengan itu muncul ratusan bahkan mungkin ribuan orang dengan tampang mengerikan berbaris dan berlari kencang seperti pasukan di film "The Mummy" berlari menuju ke arah kami seperti hendak menjarah.
Jantung ini seakan mau lepas, kaget bukan kepalang. Kami berlarian kencang bingung juga mau kemana. Akhirnya kami sepakat naik becak saja yang ada di tepi jalan. Bapak tukang becak sempat bingung. kami ditanya "Mau kemana Ning..?" aku jawab saja "Kemana saja Pak, putar-putar kota saja yang penting selamat dari kejaran para Bonex". Ternyata Pak Becak belum menyadari bahwa dari arah barat ribuan manusia berlarian bak gelombang. Begitu beliau menoleh, langsung becaknya dilarikan kencang karena beliau takut juga melihat pemandangan yang mengerikan. Akhirnya kami putar-putar kota Gresik sambil menunggu suasana reda dimana sekiranya para Bonex sudah pada pulang dan kota kembali aman juga kendaraan sudah mulai berdatangan. Huhhhhhhh..... napasku rasanya kembali lega....
Sebenarnya aku tidak pernah takut dengan Bonex karena selama di Surabaya mungkin yang kulihat bonex yang baik-baik. Kebetulan aku tinggal di daerah Dharmawangsa, dekat Kampus UNAIR yang sering dilewati konvoi para Bonex. Tapi kami tidak takut justru senang karena seperti melihat karnaval saja, begitu tertib dan biasanya ada atraksi yang menghibur di sepanjang jalan. Tapi ya ini portrait Bonex yang lain, yang begitu anarkhis dan mengecewakan.
bonek di kejar bonek..
BalasHapusla yo'opo ko iso to susu minum susu hehe
@Tomo: Halah.... Kang Tomo iki iso wae to...
BalasHapuspakde ini bukan pendukung bonex atapun anti bonex, cuman prihatin dengan nasib bonex ini, karena pakde dulu juga bonex tapi tidak pernah bikin ulah baik disurabaya ataupun di kota lain, pakde juga heran dengan perilaku anarkis bonek ini, yang juga membikin bingung adalah mereka yang mengaku bonex ternyata bukan warga atau arek seuroboyo yang lebih aneh lagi ada yang mengaku bonek ternyata arek banyuwangi yang bikin ulah dikota jember, aneh bukan?
BalasHapus@pakde sulas: La ya itu Pakde, selama saya di Dharmawangsa, Surabaya, bonexnya baik-baik tidak menakutkan la yang di Gresik medeni pakde....
BalasHapussebenarnya tidak hanya bonek, banyak kelompok suporter lain yang berperilaku tidak kalah sangat dengan bonek, jadi prihatin juga kapan ya mereka bisa berubah menjadi santun ...
BalasHapusseharusnya suporter bola bisa lebih dewasa
BalasHapuscerminan masyarakat yang suka tawuran yah, padahaL enggak jeLas ujung pangkaLnya juga maLah justru merugikan orang banyak, secara moriL maupun materiL. haL2 seperti ini memungkinkan ada unsur tindak provokasi juga sih Mbak, dari oknum tertentu.
BalasHapussemoga aja ada bonex2 anarkis tsb yang baca tuLisan ini, sesungguhnya masyarakat merasa resah dengan tingkah Laku seperti itu.
segelintir bonek merusak citra bonek lainnya
BalasHapusKukirain orang luar surabaya aja yg suka dirusuhin bonek.. Semoga para bonek kedepannya lebih baik lagi.
BalasHapusAssalamualaikum Nyai, maaf baru bisa mampir. tak lupa ngucapin mohon maaf lahir batin
BalasHapusJiwa muda, jiwa penuh keakuan yang ingin diakui oleh orang lain. Semakin tinggi rasa AKU dan didukung loyalitas kelompok akan mudah mendatangkan sikap berlebihan jika tidak diimbangi dengan kedewasaan berpikir
sepertinya hampir di semua kota setiap ada pertandingan sepakbola bukannya jadi aman malah jadi seperti kota yang menakutkan. yang jadi sasaran biasanya yang jualan dan angkutan umum. karena saking banyaknya jadi mereka lebih beringas lagi, coba kalo cuma beberapa orang saja pasti nyalinya tidak ada.
BalasHapusWalah... wong Surabaya koQ dikejar BOnek haha.... ada2 aja nie hhe.... tapi untung dengan kecepatan si Becak bisa selamat dari kejaran bonek haha..
BalasHapushahaha sama-sama dari surabaya kok kayak gitu kocak
BalasHapusass..weleh2...aku jg dr suroboyo lho...tp aku jg takut sm BONEK...he3.., la kan ak cm pendatang asline ya wong Gresik...he3..,wkt msh pp kuliah sby-gresik, ak prnh pny pengalaman ga enak jg dg BONEK, pintu mbl tb2 didatangin n digedor gedor mrk mnt duit alias malak in aku!..wuah..ak pura2 psg tampang cuek n tancap gas, pdhl dlm hati deg2 an...he3....salam.
BalasHapuswaduh... kapan ya suporter sepakbola Indonesia bisa dewasa menerima kekalahan... hmmm
BalasHapussugeng sonten, badhe mirsani balbalan ndik Persela, ndak jadi dicegat aremania sama bonekmania akhirnya kembali ke Blitar. Sayang ketemu Persikmania .... akhirnya pulang lewat pinggir sungai brantas ehhhh ketemu sama Laskar PETA
BalasHapusyaudah .... mending nonton bola di TV ae seru ... banyak pencak silatnya
sesama bonek kok saling kejar ya ampuun..
BalasHapusRUmput makan rumput la'an yo..
BalasHapusbonek mania memang kasar medeni uwong ae
blognya makin keren saja nih
BalasHapussimple blog dan simple post...salam kenal yah
BalasHapus